SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Bidang Sudi : Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Kisata
ovarium
Topik : Kisata ovarium
Sasaran : Pasien yang dalam perawatan di ruang Kandungan
Di RSU Dr. Soetomo Surabaya
Tempat : Ruang Kandungan Di RSU Dr. Soetomo Surabaya
Hari
/ Tanggal : Kamis,
11 April 2013
Waktu
: 1 x 30 menit
Penyuluh :
1.
Novi Khoirotun Nisak (7210043)
2.
Siti Aminah (7209019)
3.
Siti Masruroh (7210059)
4.
Ita setyawati (7210081)
I.
Tujuan
Interaksional Umum
Setelah
mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu bisa mengerti
tentang penyakit Kista Ovarium.
II.
Tujuan
Interaksional Khusus
Setelah
diberikan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
1. Mengetahui
pengertian tentang Kista Ovarium
2. Mengetahui
dan memahami tentang penyebab terjadinya Kista
Ovarium
3.
Mengetahui
gejala-gejala yang timbul pada Kista
Ovarium
4.
Mengetahui
beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita Kista Ovarium
5.
Mengetahui
pengobatan yang diberikan pada penderita Kista
Ovarium
6. Mengetahui
dan mengerti tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada Kista Ovarium
III.
Sasaran
Pasien
yang dalam perawatan di ruang Kandungan
RSU Dr. Soetomo Surabaya
IV.
Metode
yang Dilakukan
1. Ceramah
tanya jawab
V.
Media
yang Digunakan
1. Leaflet
VI.
Materi
Penyuluhan
1. Pengertian
Kista Ovarium
2. Penyebab
terjadinya Kista Ovarium
3. Gejala
Kista Ovarium
4.
Macam-macam
pemeriksaan pada Kista Ovarium
5. Pengobatan
yang diberikan pada Kista Ovarium
VII.
Kriteria
Evaluasi
1. Evaluasi
struktur
a. Ibu
hadir dalam acara penyuluhan
b. Penyelenggaraan
penyuluhan diselenggarakan di Ruang
Kandungan RSU Dr. Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi
proses
a. Ibu
antusias terhadap materi penyuluhan
b. Ibu
tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Ibu
mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan lancar
3. Evaluasi
Hasil
a. Ibu
mengetahui dan memahami tentang kista
ovarium
b. Ibu
hadir saat penyuluhan
VIII.
Kegiatan
Penyuluhan
No
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1
|
5 menit
|
PEMBUKAAN
-
Membuka kegiatan dengan mengucap salam
-
Memperkenalkan diri
-
Menyampaikan tujuan penyuluhan
-
Menyebutkan materi yang akan disampaikan
|
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
|
2
|
15 menit
|
PELAKSANAAN
-
Menyampaikan materi tentang :
-
Memberi kesempatan bertanya
|
Memperhatikan
|
3
|
10 menit
|
EVALUASI
Membuka kesempatan diskusi
Doorperize
|
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
4
|
5 menit
|
-
Menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya
-
Mengucapkan salam penutup
|
Memperhatikan
Menjawab
salam
|
LAMPIRAN
KISTA
OVARIUM
KISTA OVARIUM
1.1.
Pengertian
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu (setelah 1-3 bulan).
Gambar 1.1 : kisata ovarium
1.2. Macam-macam kisata ovarium
Kista ovarium dibagi menjadi
empat, yaitu :
a.
Kista Folikuler :
Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan
ovum yang ada di dalamnya. Terbentuk kantung berisi cairan atau lendir di dalam
ovarium.
b. Kista Corpus Luteum
Kista jenis ini lebih jarang terjadi, ukurannya lebih
besar dari kista fungsional. Kista ini timbul karena waktu pelepasan sel telur
terjadi perdarahan, dan lama-lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang
terkadang perlu tindakan operasi untuk mengatasinya. Keluhan biasanya timbul
rasa sakit yang berat di rongga panggul.
c. Kista Teka Lutein
Kista jenis ini lebih jarang terjadi dan sering
dihubungkan dengan terjadinya kehamilan di luar kandungan (ektopik pregnansi).
Kista ini akan hilang sendiri tanpa pengobatan atau tindakan begitu kehamilan
diluar kandungan dikeluarkan
d. Polikistik kista
Kista jenis ini banyak yang mengandung cairan jernih.
Bisa timbul di kedua ovarium kiri dan kanan, berhubungan dengan gangguan hormon
dan gangguan menstruasi. Wanita yang mengandung polikistik dapat diketahui
antara lain :
1. Mengeluh darah menstruasi yang keluar sedikit
(oligomennorhea)
2. Tidak keluar darah menstruasi (amenorrhea)
3. Tidak terjadi ovulasi
4. Mandul
5. Berjerawat
Kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama kehamilan. Kista adalah kantung yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan dengan kista ovarium jarang dijumpai. Pada kehamilan yang disertai kistoma ovarii seolah-olah terjadi perebutan ruangan, dimana kehamilan makin membesar.
Oleh
karena itu, kehamilan dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista
tersebut pada umur hamil 16 minggu. Bahaya melangsungkan kehamilan bersamaan
dengan kista ovarii adalah dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya
mengakibatkan abortus, kematian dalam rahim. Pada kedudukan kista dipelvis minor, persalinan dapat
terganggu dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesarea. Pada
kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung
normal, tetapi bahaya postpartum mungkin terjadi torsi kista, infeksi sampai
abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui
terdapat kista ovarii dilakukan laparotomi untuk mengangkat kista tersebut.
Kista ovarium dapat tumbuh di dalam indung telur yang
merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumornya berupa kistik,
padat, kecil/besar dan berpengaruh pada mekanisme kerja hormon. Tumor jenis ini bisa jinak atau ganas. Kista ovarium
dapat tumbuh besar dan menghambat pertumbuhan janin. Akibatnya, akan terjadi
abortus/bayi lahir prematur. Pada kasus ini, jika kondisi ibu baik, dokter akan
mempertahankan kehamilan dengan cara melakukan tindakan pemeriksaan dan
perawatan secara intensif.
Umumnya, proses persalinan dilakukan dengan tindakan
operasi. Dokter akan mengangkat kista setelah persalinan selesai. Sebaliknya,
jika kondisi ibu dan janin buruk, beberapa dokter tidak akan mempertahankan
kehamilan untuk menyelamatkan kondisi sang ibu.
Kanker Ovarium
sebagian besar berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil
berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak
menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Bila gejala umumnya sangat bervariasi
dan tidak spesifik pada stadium awal dapat berupa ganguan haid. Jika tumor
sudah menekan rectum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut
gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan dalam
rongga perut) penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ didalam
rongga perut lainya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit,
kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air
kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran
penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus diakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak
atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat ganas
dilakukan pada keadaan :
a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas,
harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker
ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan
mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker
seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan
diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya
sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien
yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.
Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka
kanker ovarium adalah semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar
secara utuh, kemudian dilakukan periksaan ke laboratorium Patologi Anatomik
(pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong beku bukan suatu
kanker, maka operasi selesai. Sealiknya bila hasil pemeriksaan potong beku
adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium
sisi lain, usus buntu, omentum, melakukan biopsy pada tempat yang dicurigai
adanya penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar
getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai Staging
lapstotomy yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit sehingga dapat
ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi.
Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih
menginginkan keturunan masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim
dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil
pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar antara 90-95%, sehingga
diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi Anatomik
yang definitive. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien dengan hasil potong
beku menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi Staging
laparotomy.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala,
atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang
berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit
tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip
dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik
(di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski
demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang
mungkin muncul bila mempunyai kista ovarium :
a. Perut terasa penuh, berat, kembung
b. Tekanan pada dubur dan kandungan kemih (sulit buang
air kecil)
c. Haid tidak teratur
d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke panggung bawah dan paha
e. Nyeri senggama
f. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip
seperti pada saat hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan
segera :
a. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
b. Nyeri bersamaan dengan demam
c. Rasa ingin muntah
1.5. Penyebab Kista
Ovarium
Beberapa faktor resiko berkembangnya
kista ovarium, adalah wanita yang biasanya memiliki:
1. riwayat
kista ovarium terdahulu
2. siklus haid
tidak teratur
3. perut buncit
4. menstruasi
di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
5. sulit
hamil
6. penderita
hipotiroid
7. penderita
kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika
Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak
23.400 orang yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian
yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat
asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastatis,
sehinga 60% – 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini
disebut juga sebagai “silent killer”. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri
kita kurang baik. Sebagai gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira
30 penderita setiap tahun.
Kanker Ovarium yang kebanyakan berawal dari kista ovarium yang diderita sebelumnya kemudian berkembang menjadi kanker ovarium karena pengobatan yang terlambat dilakukan. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan rendah atau Intenfertilitas. Study epidemiologic menyatakan beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium seanyak 30% – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.
Tidak
ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit
ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini
sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi
yang minimal. Upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya
kista atau pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan
alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita
yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
1.
Wanita
yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
2.
Wanita
yang tidak pernah atau sulit hamil
3.
Wanita
dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4.
Wanita
penderita kanker payudara atau kolon
1.7.
Penatalaksanaan
1.
Observasi
Jika
kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2
bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu
atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
2.
Operasi
Jika
kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan
kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi
Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi
Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
mkasih gan makalahnya..
BalasHapussangat bermanfaat.
http://www.tanyadok.com/sehat-wanita/kapan-kista-ovarium-disebut-bahaya
makasi ya sap nya sangat membantu dan bermanfaat
BalasHapus