ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “S” DENGAN Ca SERVIK III-B DALAM KEMOTERAPI
CYSPLATIN
Di
Ruang Kandungan (Merak) RSU Dr. Soetomo
Surabaya
Di Susun Oleh :
Novi Khoirotun Nisak
NIM : (7210043)
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ULUM JOMBANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas PKK (Praktek Klinik
Kebidanan) III dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa puji dan syukur saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW,
karena telah membawa perdamaian dan kebenaran kepada umat manusia terutama umat
Islam.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam
rangka menyelesaikan program PKK III di Prodi
DIII Kebidanan Darul
‘Ulum Jombang. Selesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
semua pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih, khususnya kepada :
1.
Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA selaku
Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul’Ulum Jombang.
2.
Dr. H.M Dzulfikar As’ad, MMR. selaku
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul’Ulum Jombang.
3.
Ninik Azizah, SST,M.Kes selaku Ka.Prodi
DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ’Ulum
Jombang.
4.
Suyati, M.Kes Selaku dosen Pembimbing
yang telah banyak memberi pengarahan dan masukan dalam praktek klinik kebidanan
III.
5.
Heni susilowati, Amd.Keb selaku kepala
ruangan kandungan (merak) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6.
Hj. Warsiti suherman selaku KEPER IRNA
OBGYN di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
7.
Rossi marlina, Amd.Keb selaku pembimbing
praktek di ruang kandungan (merak) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
8.
Orang tua yang selalu memberikan bantuan
baik materi maupun dukungan moril
9.
Semua pihak yang telah mendukung dalam
praktek .
Semoga
bimbingan, arahan, dan dukungan yang telah diberikan selama Praktek klinik kebidanan III,
semoga mendapat balasan yang sepadan dari Allah SWT. Laporan ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan guna
perbaikan laporan berikutnya.
Semoga
laporan ini berguna bagi semua pihak guna menambah wawasan. Amien. Terima
kasih.
Jombang,
09 April 2013
Novi
Khoirotun Nisak.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Kanker
leher rahim (kanker servik) adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim/
servik (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker
servik biasanya menyerang wanita berusia 35-53 tahun, 90% dari kanker servik
berasal dari sel skuamosa yang melapisi servik dan 10% sisanya berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servik yang menuju kedalam rahim.
Karsinoma servik biasanya timbul pada zona transional yang terletak antara
epitel sel skuamosa dan epitel sel koiumnar.
Sesungguhnya
penyakit ini bisa dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan
kesehatan diperbaiki. Diperkirakan
setiap tahun dijumpai sekitarnya 500.000 penderita baru diseluruh dunia dan
umumnya terjadi di Negara berkembang. Penyakit ini berawal dari infeksi virus
yang merangsang perubahan prilaku sel epitel servik. Pada saat ini dilakukan
penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini
dimasa mendatang. Resiko terinveksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti
prilaku seksual, kontrasepsi atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker
servik.
Mekanisme
tumbuhnya kanker servik merupakan suatu proses yang komplek dan sangat variasi
hingga sulit untuk dipahami. Insiden dan mortalitas kanker servik didunia menepati
urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu, dinegara berkembang masih
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia
reproduksi hampir 80% khusus berada di Negara berkembang, sebelum tahun 1930,
kanker servik merupakan penyebab utama
kematian wanita dan khususnya turun secara derasti semenjak diperkenalkan
teknik skrining pap smear oleh pagnika namun sayang hingga program skrining
belum lagi memasyarakat.
2. TUJUAN
2.1.
Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan kebidanan pada
ibu dengan kanker servik di Ruang Kandungan (Merak) RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2.2.
Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan kanker servik
b.
Menjelaskan epidermiologi kanker servik
c.
Menjelaskan etiologi kanker servik
d.
Menjelaskan patologi kanker servik
e.
Menjelaskan penyebaran kanker servik
f.
Menjelaskan penangnan kanker servik
g.
Menjelaskan asuhan kebidanan yang harus
diberikan pada penderita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CA SERVIKS
2.1. Pengertian
Ca serviks adalah
sel-sel serviks dengan karakteristik histology, proses perubahan pertama
menjadi tumor ini dimulai dengan terjadi pada sel-sel squamocolumnar junction
(Reeder, 1997).
Kanker serviks adalah suatu proses
keganasan yang terjadi pada serviks, dimana dalam keadaan ini terdapatnya
sekelompok sel yang abnormal terbentuk dari sel jaringan yang tumbuh terus menerus
dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh sehingga
sel-sel sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.
Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran
cairan vagina yang abnormal (Lucman,1995).
2.2. Klasifikasi
Internasional Tentang Ca Serviks
Tahapan stadium klinis dari kanker serviks
menurut The Federation of Gynecologic and Obstetrics tahun 1978 yang
berdasarkan pemeriksaan klinis, radiology, kuretasi endoserviks dan biopsi (Winjosastro,1999),
yaitu :
Tahapan
Lesi
|
Lokasi
|
Tahap
0 (prainvasif)
|
karsinoma
in situ, karsinoma intra epitel. Kanker terbatas hanya pada lapisan epitel,
tidak terdapat bukti invasi
|
Tahap
invasive
|
|
Tahap
I
|
karsinoma
yang hanya benar-benar berada dalam serviks. Ukuran bukan merupakan criteria
|
Tahap
IA
|
mikroinvasiv.
Bila membran basalis telah rusak dan sel tumor telah memasuki stroma >3mm
dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh darah
|
Tahap
IB
|
secara
klinis jelas merupakan tahap I
|
Tahap
II
|
kanker
menyebar ke vagina. Lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina
2/3 proksimal tapi tidak melibatkan pelvis
|
Tahap
IIA
|
hanya
perluasan vagina
|
Tahap
IIB
|
perluasan
paraservikal dengan atau tanpa mengenai vagina
|
Tahap
III
|
kanker
mengenai bagian 1/3 bawah vagina atau telah meluas ke salah satu atau kedua
dinding pelvis
|
Tahap
IIIA
|
penyebaran
sampai 1/3 bagian distal vagina sedang ke parametrium tidak dipersoalkan
asalkan tidak sampai panggul
|
Tahap
IIIB
|
penyebaran
sudah sampai ke dinding panggul, sudah ada gangguan fungsi ginjal
|
Tahap
IV
|
meluas
ke mukosa kandung kemih dan rectum
|
Tahap
IVA
|
kanker
menyebar ke daerah lain sekitarnya
|
Tahap
IVB
|
kanker
menyebar ke organ lain yang lebih jauh seperti paru, otak, tulang, dan hepar
|
Kanker serviks pertama kali terjadi
dibatas antara epitel yang melapisi ektoserviks dan endoserviks yang disebut
dengan squamocolumnar junction (SJC). Pada wanita muda SJC berada diluar
ostium uteri eksternum dan pada wanita >35 tahun berada didalam kanalis
servikalis.
Kanker dapat tumbuh secara :
- Eksofitik : mulai dari SJC kearah lumen vagina sebagai masa
ploriferasi yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
- Endofitik : mulai dari SJC tumbuh ke dalam stroma serviks dan
cenderung untuk mengadakan infiltrasi jadi ulkus.
- Ulserasif : mulai dari SJC dan cenderung merusak jaringan serviks
dengan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
2.3. Etiologi dan Faktor
Resiko
Etiologi dari kanker belum diketahui
secara pasti, namun ada beberapa faktor resiko yang diduga dapat mengindikasi
terjadinya kanker ini, diantaranya :
a.
Usia dini saat melakukan hubungan seksual
Hubungan
seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran
kematangan bukan hanya dilihat dari dia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga
bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat diselaput kulit bagian
dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut
berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada
usia remaja paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini
berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. Pada usia
muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap
rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat
kimia yang dibawa sperma. Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah
di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap
perubahan. Oleh karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi
kanker. Sifat sel, selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Karena ada
rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga
perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat
menjadi sel kanker.
b.
Multiparitas
Pada
multiparitas berarti serviks nya sering mengalami perlukaan, sehingga
terjadilah proses inflamasi pada sel epitel.
c.
Memiliki banyak pasangan seksual
Bisa
juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. Bila
berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan
hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks.
Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan tertularnya
penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan
mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Jika
jumlah virus tersebut terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu
akan menjadi kanker.
d.
Pemajanan terhadap kuman Human Papiloma Virus (HPV).
Virus
ini menginfeksi membrana basalis serviks. Setelah menginfeksi sel epitel
serviks sebagai upaya untuk berkembang biak, virus ini akan meningalkan
sekuensi genomnya pada sel inang. Infeksi ini terjadi melalui kontak langsung.
Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein E6
dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel
serviks. P53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat
kelangsungan siklus sel. Dengan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah
bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus
memperbaiki kelainan DNA nya. Ikatan E6 dan E7 serta adanya mutasi DNA
merupakan dasar utama terjadinya kanker.
e.
Pengaruh zat karsinogenik
Peningkatan
radikal bebas yang menyebabkan terjadinya mutasi sel meningkat, sehingga
terjadi kanker serviks.
f.
Merokok
Ini
peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit
pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa
mengakibatkan kanker serviks (leher rahim). Nikotin membuat semua selaput
lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa
tenggorokan, paru-paru, juga serviks. Sayangnya tak diketahui pasti seberapa
banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi,
mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin
terbebas dari kanker
g.
Umur antara 35-60 tahun
Pada
wanita umur 35-60 tahun mengalami perubahan keseimbangan streroid endogen yaitu
progesdiol dan estradiol. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan sel diamana
terjadinya gangguan proliferasi sel epitel serviks.
h.
Keturunan
Tingginya
resiko pada wanita yang keluarganya mempunyai riwayat kanker.
i. Pencucian vagina
Banyak
orang yang melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu.
Alasannya beragam, entah untuk “kosmetik” atau kesehatan. Padahal, kebiasaan
mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina
antiseptik maupun deodoran. Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di
serviks. Iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya
perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker. Jadi, sebaiknya pencucian vagina
dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. Kecuali bila ada indikasi,
misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia. Itu pun seharusnya atas saran dokter. Artinya, jangan
sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. Terlebih lagi, pembersih
tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain
di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina. Kita
tahu, bila pH tidak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan
bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini akan bisa
menimbulkan penyakit-penyakit lain.
j. Kurang vitamin C
Pola
hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan
zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal,
kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. Beta
karoten, vitamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa
diserviks. Jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan
sel-sel mukosa tadi menjadi kanker.Beta karoten banyak terdapat dalam wortel,
vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat
terdapat dalam makanan hasil laut.
2.4. Patofisiologi
Munculnya penyakit ini
diakibatkan oleh sel dinding (epitel) rahim berkembang tidak normal. Dan
seperti penyakit kanker lainnya, pemicu dari kanker serviks ini belum diketahui
secara pasti. Tapi dari beberapa penelitian diketahui adanya virus papilloma sebagai
penyebab lain dari kanker ini. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi
human papilloma virus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker serviks.
Virus ini hidup pada suasana lembab di cairan vagina yang dialami oleh
penderita keputihan (leukore). Dalam waktu yang lama apabila keputihan yang
diderita tersebut tidak kunjung membaik, umumnya berisiko pada kanker rahim.
Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai
bau yang tidak sedap, dan perdarahan yang keluar dari alat genital. Tapi ada
kalanya kanker yang dialami muncul tanpa gejala – gejala sakit tersebut.
Serviks yang normal
secara alami mengalami proses metaplasi akibat saling mendesaknya kedua jenis
epitel yang melapisi. Dengan adanya pemaparan terhadap faktor resiko dan
masuknya mutagen, metaplasi yang awalnya berlangsung secara normal/fisiologis
akan berubah jadi patologik (displatik-diskariotik) yang terjadi dengan
beberapa tahap. Mulai dari tahap prainvasiv sampai invasiv dan menuju
keganasan. Kira-kira dibutuhkan waktu 10-15 tahun dari tahap prainvasive
menjadi invasive.
Orang yang menikah pada
usia dini, perkembangan dan kematangan serviksnya belum sempurna dan lebih
rentan terhadap rangsangan zat-zat kimia, sehingga sel mukosa berkembang
menjadi sel kanker. Usia 35-60 tahun juga dapat merangsang terbentuknya sel-sel
kanker karena terjadi perubahan keseimbangan steroid endrogen dan gangguan
proliferasi sel-sel epitel.
Ganti-ganti pasanngan dapat menyebabkan
penyebaran kuman pada reproduksi wanita, sehingga terjadi infeksi sel epadinya
proses inflamaitel dan gangguan proliferasi sel epitel yang dapat menimbulkan
keganasan pada serviks.
Multiparitas
mengakibatkan serviks sering mengalami perlukaan yang mengakibatkan terjadinya
inflamasi sel epitel. Selanjutnya terjadi proliferasi sel epitel yang dapat
menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Defisiensi vitamin C,
beta karoten dan juga asam folat bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan
perbaikan mukosa serviks. Hal ini akan merangsang pertumbuhan sel yang tidak
normal di servik.
Infeksi HPV adalah salah
satu faktor resiko yang dapat menginduksi untuk terjadinya kanker serviks.
Kanker dapat muncul segera atau bisa bertahun-tahun setelah infeksi. Untuk
menculnya suatu kanker tidak selalu disebabkan oleh salah satu faktor resiko,
ada kalanya kanker muncul karena pengaruh berbagai faktor resiko. Teori
mengatakan bahwa HPV mensintesis sel serviks bersama dengan agen mutagen lain
seperti merokok yang dapat menyebabkan penurunan efektivitas sistem imun untuk
melawan virus yang masuk, sehingga terjadi keganasan oportunitis, yang
merangsang timbulnya kanker.
Tahap dimana metaplasi
sel yang abnormal terjadi disebagian SJC saja ini dikenal dengan tahap
prainvasive yang umumnya tidak memperlihatkan gejala yang nyata. Ini dikenal
dengan 2 bentuk yaitu : CIN (carcinoma intraepitel neoplasia) dan CIS
(carcinoma in situ).
Kelanjutan tahap ini adalah tahap
invasive. Tahap invasive ini terdiri dari beberapa tahap :
a. Tahap I dimana kanker
hanya terbatas pada serviks saja tapi telah mengalami invasi ke stroma serviks.
Akibat invasi pada stoma serviks, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
struktur serviks. Kerusakan tersebut menyebabkan ulserasi yang disertai dengan
perdarahan spontan setelah coitus serta tejadi anemia. Selain itu, ulserasi
juga menyebabkan sekresi serviks yang berlebihan, sehingga timbul keputihan
yang berbau khas. Ini akan dapat berlanjut ke tahap II
b. Tahap II sudah ada
perluasan kanker kearah bawah serviks tapi tidak melibatkan dinding panggul dan
telah mengenai daerah vagina dan akan terjadi nekrosis pada vagina dan juga
akan adanya pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk dan juga dapat disertai
dengan terjadinya perdarahan.
c. Tahapan III penyebaran
ke vagina yang lebih luas dan juga mengalami penyebaran pada dinding panggul.
d. Pada tahap ini kanker
meluas ke sistem perkemihan, pencernaan, pernapasan, dan otak. Metastasis pada
sistem perkemihan dapat menyebabkan penyumbatan ureter atau penuhnya kandung
kemih yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan eliminasi urine. Metastasis
pada bagian pencernaan dapat menyebabkan terbentuknya ulkus dan terjadinya
perdarahan. Selain itu, juga dapat terjadi peningkatan asam lambung yang
merangsang mual dan muntah. Metastasis pada sistem pernapasan menyebabkan
gangguan pengembangan paru sehingga terjadi gangguan pertukaran gas. Dan
metastasis pada bagian otak menyebabkan terjadinya kerusakan sistem saraf
sehingga terjadi stoke dan kematian.
Biasanya penderita sudah
meninggal lebih dahulu disebabkan oleh perdarahan yang eksesif dan gagal
menahun akibat uremia oleh karena obstruksi ureter.
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prognosis kanker serviks yaitu :
- Umur penderita
- Keadaan umum
- Tingkat klinik keganasan
- Ciri-ciri histologi sel tumor
- Kemampuan ahli yang menangani
- Sarana pengobatan angtersedia
2.5. Manifestasi Klinis
Pada fase permulaan
kanker serviks terdapat kemungkinan bahwa penderita belum mempunyai keluhan dan
diagnosis. Dalam fase yang lebih lanjut sebagai akibat nekrosis (kematian sel)
dan perubahan-perubahan poliferatif jaringan serviks timbul keluhan-keluhan.
Tidak ada gejala yang
spesifik untuk kanker ini. Perdarahan merupakan satu-satunya gejala yang nyata,
tapi ini sering tidak terjadi pada awal penyakit sehingga kanker telah lanjut
saat ditemukan. Gejala paling dini yang
dapat muncul antara lain :
a. Keputihan
b. Siklus menstruasi yang
tidak teratur
c. Tidak menstruasi sama
sekali
d. perdarahan setitik
sehabis bersetubuh
e. pengeluaran cairan encer
dari vagina
f. nyeri
g. lemah
h. Perdarahan diantara 2
siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
i.
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
Keluhan lain yang
mungkin muncul yaitu adanya rabas, tapi walau bagaimanapun pada prinsipnya
penyakit ini tidak menimbulkan gejala spesifik pada stadium awal. Dengan terus berkembangnya kanker ini dan jika mencapai
kanker servikal invasive dan juga diikuti dengan serangan pada fundus uteri dan
mengenai regional saraf, maka penderita dapat mengalami nyeri tajam pada
punggung dan tungkai. Pada tahap akhir, ketika
penyakit ini tidak diobati akan timbul emisiasi dan anemia biasanya diikuti
dengan demam akibat infeksi sekunder.
2.6. PEMERIKSAAN
2.6.1.
Pap Smear
Pap Smear (pemeriksaan
serologi) adalah satu teknik pemeriksaan yang dapat menggambarkan keadaan
tingkat perubahan serviks. Selain untuk deteksi keganasan, Pap Smear dapat pula
untuk menilai keadaan hormon dan mengatahui adanya mikroorganisme (Tricimonas
Vaginalis dan Candida Albicans), tapi HPV tidak selalu dapat dideteksi dengan
teknik ini (Reeder, 1995). Hasil Pap Smear dapat
dipisahkan sebagai berikut:
- Class I : sel normal
- Class II : terdapat sel abnormal, harus dilakukan pengulangan Pap
Smear
- ClassIII : terdapat sel – sel yang kemungkinan ganas, dibutuhkan
biopsi
- Class IV : terdapat sel – sel ganas sedikit, harus dilakukan biopsi
- Class V : banyak sel – sel ganas
Hasil Pap Smear yang
mencurigakan perlu untuk dilakukan pengulangan Pap Smear dalam 3 bulan.
Walaupun Pap Smear sendiri tidak memberikan penilaian yang adekuat.
2.6.2.
Kolkoskopi dan Biopsi
Kolposkopi dan biopsi
adalah teknik yang dapat untuk mendeteksi penyakit yang lebih serius. Wanita
dengan CIN dan CIS membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Kolposkopi,
biopsi, dan endoservikal kuratase adalah bentuk penanganan yang teknik
penanganan yang dapat dilakukan yang diikuti dengan teknik yang dapat
menghancurkan jaringan dan juga pergantian jaringan. Wanita dengan infeksi
mikroorganisme ditangani dengan pemberian obat yang cocok dan diikuti dengan
Pap Smear ulangan dalam 3 bulan. Jika kondisi abnormal masih ada kolposkopi dan
biopsi dapat langsung dilakukan (Reeder, 1995).
2.6.3.
Servikologi
Sebuah kamera khusus
yang digunakan untuk mengambil gambar dari servik setelah servik tersebut
diberi asam asetat. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilihat apakah
teridentifikasi kanker atau tidak. Penanganan
medis yang dilakukan terhadap kanker serviks tergantung pada perluasan CIN yang
terjadi. Jika sel endoservikal bebas dari penyakir dan hasil Pap Smear
menunjukkan CINsebagian dan CIS, teknik penanganan yang diberikan adalah yang
bertujuan untuk menghancurkan dan menghilangkan permukaan yang abnormal. Teknik
yang dapat digunakan diantaranya adalah Cyrosurgery, terapi laser, conizatiuon
dan elektroutery (Reeder, 1995).
Ketika CIN telah berubah
menjadi tahapan mikroinvasive, surgical conization adalah bentuk penanganan
yang dapat dilakukan. Ini dilakukan ketika kolposkopi dan biopsi gagal untuk
menghancurkan kondisi abnormal tersebut. (Reeder, 1995).
Kanker serviks tahap invasive adalah tahap
dimana perluasan telah berkembang jadi stroma dan juga telah mengalami
perluasan pada organ lain seperti vagina, rektum, kandung kemih, ginjal dan
juga terjadi metastasis. Kondisi seperti ini ditangani dengan dilakukan
histerektomi, radioterapi, kemoterapi. Semua tindakan yang akan dilakukan
tergantung pada perluasan penyakit, umur wanita tersebut, kesehatan secara umum
dan kondisi abnormal lainnya (Reeder, 1995).
2.7. Manajemen Terapeutik
Kanker serviks adalah
bentuk keganasan yang sering dijumpai pada wanita. Sama halnya dengan keganasan
yang lainnya prognosis dari penyakit ini setelah pengobatan akan makin baik
jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat harapan kesmbuhan dapat mencapai
85% untuk tahap I, 50-60% untuk tahap II, 30% untuk tahap III, dan 5-10% untuuk
tahap IV (Prince & Wilson, 1995).
Untuk mengetahui
diagnosa secara dini, maka seorang wanita walaupun tidak merasakan keluhan,
perlu untuk melakukan pemeriksaan. Untuk wanita usia kurang dari 30 tahun
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan genitalia sekali setahun,
lebih dari 30 tahun 6 bulan sekali dan sekurang – kurangnya satu kali pada
wanita yang hamil (Purnawan dkk, 1982). Pemilihan
pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umu
penderita. Metoda Pengobatan :
- Metode pengobatan pada stadium awal
- Pemanasan : Diathermy atau dengan
sinar laser.
- Cone biopsy : Mengambil
sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan.
Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan
adanya sel – sel yang mengalami perubahan.
- Metode pengobatan Pre-Kanker
a.
Pembedahan : Penderita
akan mengalami histeroktomi (pengakatan rahim). Ovarium dan tuba falopi bisa
juga diangkat tergantung tingkat penyebaran kanker tersebut.
b.
Terapi penyinaran : Terapi penyinaran merupakan terapi lkal, hanya menyerang
sel-sel kanker pada daerah yangdikenainya. Pada stadium I, II, dan III
dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.2 Penyinaran bisa
dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah
pembedahan (untuk membunuh sisa sel – sel kanker yang tersisa)
c.
Kemoterapi : Pada
terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel
kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada
reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.
TINJAUAN PUSTAKA
KEMOTERAPI
1. PENGERTIAN
Komoterapi adalah penggunaan obat-obatan
sintostatika dalam terapi kanker (Otto, 2005).
Kemoterapi adalah suatu bentuk terapi
kanker yang mengalami kemajuan cepat dan aplikasi baru, bahan-bahan kemoterapi
adalah obat sitotostik yang bekerja dalam berbagai cara pada sel-sel spesifik
selama berbagai fase kehidupan sel, sebagai obat digunakan hanya untuk
menghancurkan jenis sel kanker tertentu ( Gruendemen, 2006).
2. TUJUAN
(Tim cancerhelps, 2010)
a) Pengobatan
b) Mengguranggi
masa tumor selain pembedahan
c) Menguranggi
komplikasi akibat metostase
d) Meningkatkan
kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup
3. CARA
PEMBERIAN
Kemoterapi dapat diberikan dengan 5 cara
antara lain injeksi. Injeksi diberikan melalui suntikan diotot, lengan, paha
kiri, perut dsb.
a) Intra
ateri (IA) diberikan langsung keateri.
b) Intra
peritoneal (IP) diberikan langsung ke rongga perut.
c) Intra
vena (IV) diberikan langsung kevena
d) Topical
berupa krim yang digosokkan ke perut
e) Oral
berupa pil kapsul atau cairan
4. MACAM-MACAM
Ada 4 macam kemoterapi berdasarkan cara
penggunaannya , yaitu :
a) Kemoterapi
induksi, yaitu pemberian obat kemoterapi sebagai terapi primer untuk posten
yang tidak memiliki alternative terapi lain.
b) Kemoterapi
neoadjuvan yaitu pembarian untuk mengngecilkan ukuran sel tumor atau kanker.
Sebelum dilakukan pembedahan pengangkatan tumor atau kanker.
c) Kemoterapi
adjuvan yaitu seri kemoterapi yang digunakan sebagai tambahan dengan modialitas
terapi lainnya (pembedahan, nidasi, dan bioterapi) dan bertujuan untuk
mengobati mikrometostosis.
d) Kemoterapi
kombinasi yaitu pemberian dua atau lebih zat kemoterapi dalam terapi kanker
yang menyebabkan aksi obat lainya atau bertindak secara sinergis.
5. EFEK
SAMPING
Pada umumnya efek samping kemoterapi
dibagi menjadi empat yaitu :
a) Efek
samping kemoteapi segera terjadi (immediate side effect) yang timbul dalam 24
jam pertama pemberian, misalnya :
1) Gejala
gastrointestinal, seperti mual muntah, diare, konstipasi, foringiris,
esophogiris dan mukositis.
2) Supresi
sumsum tulang, penurunan jumlah sel darah putih (leucopenia) sel trombosit
(trombositopenia) dan sel darah merah (anemia)
3) Kerontokan
rambut (alopecia)
b) Efek
samping yang awal terjadi (early eide effecte) yang timbul dalam beberapa hari
sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, reuroparti.
c) Efek
samping yang terjadi belakang (delayed side effects) yang timbul dalam beberapa
hari sampai beberapa bulan misalnya neuropati ferifer, neuropati.
d) Efek
samping yang terjadi kemudian (late side effets) yang timbul dalam beberapa
bulan sampai beberapa tahun, misalnya keganasan sekunder.
6. OBAT-OBAT
SITOTASIKA
a) Methorexat
b) Cyclophos
pamida
c) Cisplatin
d) Carboplotin
e) Acrynomycin
f) Bleomyein
g) Vincristiane
h) Vinblastine
i)
Eroposide
j)
Parlitakxel
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Ny “S” USIA 37 TAHUN DENGAN CARCINOMA SERVIK IIIB DALAM KEMOTERAPI CIYSPLATIN
DI RUANG KANDUNGAN
(MERAK) RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Tanggal pengkajian : 03-04-2013
Waktu pengkajian
: 08.00
|
No. Reg : 12207995
MRS :
02-04-2013/ jam : 13.09
|
A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny “S”
Umur : 37 tahun
Agam : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendiidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Banyuwangi
|
Nama suami : Tn “A”
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banyuwangi
|
2. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan setiap BAK sering merasa nyeri sereta nyeri perut bagian bawah.
3. Riwayat
sekarang
Ibu
mengatakan perdarahan selama ± 7 bulan, keputihan sebelum perdarahan ± 2-3
bulan berbau, gatal dan berwarna putih serta nyeri perut bagian bawah.
4. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu
mengatakan pernah menderita penyakit diabetes dan menjalani perawatan di rumah
sakit di Banyuwangi.
5. Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu
mengatakan dalam kelurganya ada yang menderita penyakit diabetes, tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi, paru, ginjal, tumor dan kanker.
6. Riwayat
kebidanan
a. Riwayat
Menstruasi
· Menarche : 15 tahun
· Lamanya :
5 hari
· Siklus
haid :
28 hari
· Disminorhea
: -
· Flour
albus : ya
· Banyaknya
: hari ke 1-3 ganti softek 3 kali/hari
Hari 4-5 ganti softek 2 kali/ hari
b. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No
|
Anak ke
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
P/L
|
BB/PB
|
UK
|
ASI
|
KB
|
1
|
I
|
Spontan
|
Bidan
|
L
|
2800
|
32
|
YA
|
PIL berhenti 1 tahun yang lalu
|
2
|
II
|
Spontan
|
Bidan
|
P
|
2800
|
32
|
YA
|
|
3
|
III
|
Spontan
|
Bidan
|
L
|
2800
|
32
|
YA
|
7. Riwayat
perkawinan
Menikah
ke : I
Usia
saat menikah : 15 tahun
Usia
pernikahan : 21 tahun
8. Riwayat
KB
Ibu
mengatakan pernah mengunakan alat kontrasepsi pil dan berhenti 1 tahun yang
lalu.
9. Pola
altivitas sehari-hari
a. Pola
nutrisi
b. Pola
eliminasi
c. Pola
istirahat
Sebelum MRS :
d. Pola
personal hygine
Sebelum MRS : mandi 2x/hari, gosok gigi
2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti baju 2x/hari.
Saat MRS : mandi 1x/hari, gosok gigi 1x/hari,
belum pernah keramas, ganti baju 2x/hari.
e. Pola
psikologi
Sebelum MRS : ibu menerima dan ikhlas
dengan penyakitnya
Saat MRS : ibu menerima dan ikhlas dengan
penyakitnya namun ibu merasa cemas ketika mengeluarkan keputihan terlalu
banyak.
B. OBYEKTIF
Keadaan
umum : baik
Kesadaran
: composmentis
TTV : TD = 110/80 mmHg
N = 88x/mnt
RR = 24x/mnt
S = 36,4 C
Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
Kepala :
tampak simetris, tidak ada benjolan maupun lesi.
Muka :
tidak pucat tidak odem
Hidung :
simetris tidak ada secret
Bibir :
kering, tidak pucat
Leher :
tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid maupun vena jagularis.
Dada :
tidak nampak adanya retraksi
Abdomen :
tidak ada bekas luka oprasi
Genetika :
tidak bengkak, terlihat ada darah karena ibu dalam keadaan menstruasi
b. Palpasi
Kepala :
tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
Leher :
tidak teraba benjolan pada kelenjar tyroid.
Payudara :
tidak benjolan abnormal tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
nyeri tekan bagian bawah.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing maupun ronchi
d. Perkusi
Reflek patella : tidak di lakukan
Pemeriksaan penunjang
Tanggal :01-04-2013
Jam :
10.06
No
|
Parameter
|
Hasil
|
Nilai rujukan
|
1
|
Glukosa darah puasa
|
104 mg/dl
|
Dewasa
Normal : <100
Dm :
>126
|
2
|
Glukosa darah 2 JPP
|
247
|
Dewasa
Normal : <140
Dm :
>200
|
|
SGOT
SGPT
Albumin
BUN
Kreatin serum
Kalium
Natrium
klorida
|
12 U/L
15 U/L
3,8 g/dl
7 mg/dl
0,8 mg/dl
4,0 mmol/l
137 mmol/l
103 mmol/l
|
15-37
12-78
3,4-5,0
7-18
0,6-1,3
3,5-5,1
136-145
98-107
|
Advis dr vet :
Terapi :
Dexa :
2 amp
Ondan :
8 mg
Sisp :120,50
mg
C. ASSASMENT
Ny “S” PIII-III dengan
carcinoma servik III B ProER-AFL, HN sedang, DM + dalam kemoterapi Cysp III
D. PENATALAKSANAAN
08.00
|
Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan, ibu memahami
|
08.30
|
Memfasilitasi kebutuhan diet TKTP, habis 1 porsi
|
09.00
|
Melakukan observasi:
TD : 120/80 mmHg
N
: 88 x/mnt
S
: 36 0 C
RR : 24 x/mnt
|
09.30
|
Melakukan vulva hygine
Memasang kateter, urine keluar ± 50 cc warna
kuning jernih
|
10.00
|
Memasang venflon ditangan kiri ibu
Memasang infuse NaCl 500 cc, tetesan lancar
|
10.30
|
Menyuntik dexa 10 mg, ondan 8 mg reaksi tidak ada
|
13.00
|
Memasang kemoterapi cisplatin 120,50 mg tetesan
lancar dan tidak ada reaksi kemoterapi
|
14.00
|
KIE tentang efek samping kemoterapi, ibu mengerti
|
Catatan perkembangan
Tanggal :04-04-2013
Jam :
08.00
S : Ibu mengatakan sedikit mual
O : keadaan umum : baik
TTV : TD = 120/80 mmHg
N =
80 mnt
S
= 36,5 0 C
RR = 24 x/mnt
Mual
positif, mutah tidak ada
Terpasang
kateter
A :
Ny “S” dengan carcinoma servik III B Pro ER-AFL Dm + post semoterapi cysplatin
P :
08.00
|
Menginformasikan hasil
pemeriksaan dan asuhan yang dikejakan, ibu memahami
|
08.30
|
Memfasilitasi kebutuhan nutrisi
diet TKTP, habis 1 porsi
|
09.00
|
Melakukan observasi
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 0 C
RR : 24x/mnt
|
09.30
|
Melepas kateter
|
10.00
|
Melepas temvlon
|
13.00
|
Member KIE tentang nutrisi,
jadwalkan control ulang di sepakati ibu kembali tenggal 25-4-2013
|
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, sarwono, 2010. Ilmu
kandungan. Yayasan bina pustaka. Jakarta
Rumli, Mukhlis, dkk
(2005), deteksi dini kanker, Fakultas kedokteran universitas Indonesia,
Jakarta.
Triningsih, Ediati
(2007), makalah servik, Refrensi Pap smear bagi bidan, yayasan kanker Indonesia
cabang D.I Yogyakarta.
Casino - Drmcd
BalasHapusCasino. The Casino in Atlanta offers sports betting, slots, 밀양 출장마사지 and roulette tables, while their casino offers slot machines and 군포 출장샵 table games. 보령 출장샵 The 제주 출장샵 casino also has 동해 출장샵 Rating: 4.7 · 19,624 reviews