ASUHAN KEBIDANAN
PADA PASIEN ANAK DENGAN ALERGI MAKANAN
DI RUANG POLI ANAK RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
Di Susun Oleh :
Novi Khoirotun Nisak
NIM : (7210043)
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ULUM JOMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Beberapa laporan ilmiah
baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan bahwa angka kejadian alergi
dan asma terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir. Tampaknya alergi
merupakan kasus yang mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan
pelayanan kesehatan anak Salah satu menifestasi penyakit alergi yang tidak
ringan adalah asma. Disamping itu alergi
ternyata berkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat dapat menimbulkan
beberapa manifestasi klinik. Susunan saraf pusat adalah bagian yang paling
lemah dan sensitive dibandingkan organ tubuh lainnya. Otak adalah merupakan
pusat segala koordinasi sistem tubuh dan fungsi luhur. Sedangkan alergi dengan
berbagai akibat yang bisa menggangu organ sistem susunan saraf pusat dan
disfungsi sistem imun itu sendiri tampak menimbulkan banyak manefestasi klinik
yang dapat menggangu perkembangan dan prilaku anak.
2. TUJUAN
a) Tujuan
umum
Mampu mengelolah dan melaksanakan asuhan kepada pasien
anak dengan alergi
b) Tujuan
khusus
1) Mampu
menjelaskan tentang pengertian alergi
2) Mampu
menyebutkan dan menjelaskan tentang klasifikasi alergi
3) Mampu
menjelaskan tentang etiologi alergi
4) Mampu
menjelaskan tentang patofisiologi tentang alergi
5) Mampu
melakukan penatalaksanaan dengan menggunakan management keperawatan pada pasien
anak dengan alergi.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
ALERGI
I.
PENGERTIAN
ALERGI
a.
Menurut dokter
dari Austria alergi merupakan hasil reaksi yang
“aneh” dari tubuh karena tubuh beraksi terhadap partikel-partikel bebas yang
ada di sekitar.
b.
Makna alergi yang lain
adalah sebuah reaksi yang “berlebihan” dari partikel-partikel asing yang
memasuki tubuh.
c. Suatu
keadaan dimana orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi
orang lain tidak menimbulkan gangguan.
d. menurut
kamus bahasa indonesia : alergi adalah
(1) perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit;
(2) keadaan sangat peka terhadap suatu penyebab tertentu.
(1) perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit;
(2) keadaan sangat peka terhadap suatu penyebab tertentu.
Reaksi
alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E
(IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel
mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan
reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran
pencernaan. Kemampuan
tubuh membentuk IgE melawan sesuatu yang asing, tidak saja makanan tetapi
demam, asma atau gatal-gatal, umumnya diturunkan. Seseorang yang memiliki dua
orangtua penyandang alergi, lebih besar peluangnya terkena alergi dibanding
dengan satu orangtua yang alergi.
Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine.
Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine.
Gejala
alergi akan muncul tergantung pada bagian mana jaringan mengeluarkan histamine;
pada telinga, hidung, tenggorokan, gatal pada bagian dalam mulut atau kesulitan
bernafas dan menelan. Bisa juga pada saluran pencernaan yang mengakibatkan
diare dan sakit perut. Kondisi paling parah jika alergi terhadap seluruh proses
pencernaan, dari mulai mulut hingga usus besar dan pembuangan.
Pada
orang dewasa pangan yang menimbulkan reaksi tidak nyaman paling banyak adalah
makanan laut, udang, lobster, kepiting, cumi, juga kacang-kacangan serta telur.
Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh berbagai produk telur, susu dan kacang.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak kerap hilang seiring bertambahnya usia. Frekuensi menyantap satu jenis makanan berpengaruh terhadap alergi. Di Jepang, misalnya, alergi nasi lebih banyak ditemukan sementara di negara-negara Skandinavia, alergi ikan bandeng lebih sering terjadi. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi disebut alergen / antigen.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak kerap hilang seiring bertambahnya usia. Frekuensi menyantap satu jenis makanan berpengaruh terhadap alergi. Di Jepang, misalnya, alergi nasi lebih banyak ditemukan sementara di negara-negara Skandinavia, alergi ikan bandeng lebih sering terjadi. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi disebut alergen / antigen.
II. ETIOLOGI
a.
Lingkunga
b.
Genetik
c.
Psikis
d.
Makanan yang
banyak mengandung zat toksik
e.
Obat
f.
Debu
g.
Mikroorganisme,
bakteri
h.
Cuaca
III. JENIS-JENIS ALERGI
a.
Asma
Asma adalah peradangan saluran pernafasan yang mengakibatkan
kesulitan bernafas karena menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan
udara ke paru-paru menjadi kurang. Asma tidak selalu disebut alergi, namun
disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh alergen yang terhirup.
Gejala-gejala asma yang umum adalah nafas pendek, batuk, nafas
berbunyi dan dada sesak.
b.
Alergi Selaput Lendir hidung
(Rhinitis)
Alergi jenis ini dapat didiagnosa karena ada peradangan di dalam saluran
hidung. Alergi ini dialami oleh 1 dari 5 orang di Amerika dan dikenal sebagai
gejala sakit yang umum diseluruh dunia. Ini memicu berbagai gejala yang lain
termasuk hidung tersumbat dan gatal, bersin-bersin, mata berair, hidung
beringus, post nasal drip (sensasi menetesnya lendir di belakang hidung)
dan hidung berair.
Alergi selaput lendir hidung secara garis besar digolongkan menjadi dua
grup, yaitu terus-menerus dan musiman. Alergi yang terus menerus disebabkan
oleh kontak dengan alergen secara terus menerus seperti debu dan tungau
(kutu mikroskopik), jamur dan bulu binatang. Alergi jenis ini yang musiman
juga disebut sebagai demam rumput kering (hay fever), disebabkan
serbuk sari yang terbang musiman. Kejadian alergi musiman akan timbul disaat
musim serbuk sari berkembang.
c.
Alergi mata atau alergi
Konjungtivitis
Alergi ini disebabkan oleh peradangan selaput yang meliputi bola mata
dan struktur dibawah bola mata. Ada 5 gejala umum dari
alergi konjungtivitis yaitu, bertambahnya produksi airmata,
putih mata menjadi merah begitu juga bagian dalam kelopak mata, mata menjadi
gatal, pandangan kabur dan pembengkakan kelopak mata atau sekitarnya.
d.
Alergi Eksim
Alergi eksim atau kulit meradang adalah alergi akibat bakteri
yang berkembang di kulit. Karakter umum alergi kulit ini adalah
peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal ataupun tidak gatal. Gejalanya
berbeda pada tiap orang.
Kulit berbintik-bintik merah, gatal dan bengkak. Dikenal juga dengan urtikaria,
karakter alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di
beberapa bagian kulit yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi
gatal dan kadang menyebabkan rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa
muncul pada semua bagian tubuh termasuk permukaan kulit, telinga, tenggorokan
dan lidah. Biasanya berbentuk bentol-bentol kecil, tapi pada beberapa kasus,
urtikaria bisa menyebabkan benjolan sebesar piring makan.
e.
Alergi Makanan
Ini adalah payung dari alergi yang biasanya disebut ketidak-toleranan
terhadap jenis makanan. Ada beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi
yang umumnya timbul pada masyarakat Amerika termasuk alergi susu, kacang,
alergi telur, alergi ikan, alergi kerang dan kedelai.
IV. GEJALA-GEJALA
a.
Kulit : bercak merah,
biduren (urtikaria), gatal-gatal.
b.
Selaput Lendir/mukosa :
Mata merah, bengkak berair, Hidung berlendir, bersin-bersin.
c.
Paru : sesak napas,
batuk, asma
d.
Saluran cerna : diare,
mual, Muntah
V.
JENIS-JENIS ALERGEN YANG UMUM
a.
Saluran Napas :
debu, asap & serbuk rokok, serpihan kulit binatang mati & rambut,
serbuk bunga, rumput/pohon, debu kapuk, kutu dalam debu rumah, bulu, misal dari
bantal dan selimut
b.
Kulit/Selaput Lendir :
kosmetik, cat rambut, tembaga, perhiasan logam, pakaian dari wool, sutera
c.
Saluran Pencernaan :
cumi-cumi, udang, kepiting, nanas, telur, obat-obatan
d.
Suntikan/Injeksi :
obat/antibiotik, hormon, serum, bisa, sengatan serangga, dll
VI. PENATALAKSANAAN
a.
Ringan :
Sembuh Sendiri 2 - 3 Hari Setelah Alergen Disingkirkan
Sembuh Sendiri 2 - 3 Hari Setelah Alergen Disingkirkan
b.
Sedang - Berat :
- Hindari Alergen Penyebab Alergi (Eliminasi / Minimalisasi/Subsitusi)
- Desensititasi, Imunoterapi
- Obat Oral/Injeksi : Antihistamin, Kortikosteroid, Simpatomimetik, Anti Cemas/Penenang
- Hindari Alergen Penyebab Alergi (Eliminasi / Minimalisasi/Subsitusi)
- Desensititasi, Imunoterapi
- Obat Oral/Injeksi : Antihistamin, Kortikosteroid, Simpatomimetik, Anti Cemas/Penenang
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes IgE spesifik dengan RAST (radio
immunosorbent test) atau ELISA (enzyme linked immuno assay).
Secara in vivo dengan uji intrakutan
yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick test), uji provokasi hidung/ uji
inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk alergi
makanan.
TINJAUAN
PUSTAKA
ALERGI
MAKANAN
1.
Pengertian/Definisi
- Alergi
makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang
dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang
spesifik pula
- Alergi
makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh
yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan.
- Dalam
beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi
terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan
hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi
hipersensitifitas tipe III dan IV.
2.
Epidemiologi
Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar
yang berbeda beda. Pada saat seseorang menyantap makanan kemudian timbul
perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akan beranggapan bahwa mereka
alergi terhadap makanan tersebut. Fakta membuktikan, tidak semua anggapan
tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3% pada anak anak yang terbukti
jika mereka memang benar benar alergi terhadap makanan tertentu.
Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak. Sekitar 1-2% bayi alergi terhadap susu sapi, sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2% orang dewasa juga menderita alergi makananPerkiraan insidensi alergi makanan yang diantara IgE dan merupakan hipersensitivitas tipe I berkisar dari 0,1% hingga 7,0% populasi.
Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak. Sekitar 1-2% bayi alergi terhadap susu sapi, sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2% orang dewasa juga menderita alergi makananPerkiraan insidensi alergi makanan yang diantara IgE dan merupakan hipersensitivitas tipe I berkisar dari 0,1% hingga 7,0% populasi.
3.
Etiologi
Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami
bagi menjadi 2 yaitu :
a.
Faktor
Internal
·
Imaturitas usus secara fungsional
(misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx)
maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan
penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus
mentoleransi makanan tertentu.
·
Genetik berperan dalam alergi
makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi
ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.
·
Mukosa dinding saluran cerna belum
matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.
b.
Fakor
Eksternal
·
Faktor pencetus : faktor fisik
(dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan (lari,
olah raga).
·
Contoh makanan yang dapat memberikan
reaksi alergi menurut prevalensinya
Ikan 15,4 %
Telur 12,7 % Susu 12,2 % Kacang 5,3 % Gandum 4,7 % |
Apel 4,7 %
Kentang 2,6 % Coklat 2,1 % Babi 1,5 % Sapi 3,1 % |
||
- Hampir
semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi
alergi.
4.
Patofisiologi
Saat
pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh seseorang
yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika
untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah
tampak gejala – gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda
– tanda itu muncul maka antigen akan mengenali alergen yang masuk yang
akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang akan merangsang sel B
untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan melekatnya
antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang
mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi
2 hal yaitu,:
- Ketika
mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek
terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel – sel radang misalnya netrofil
dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan
panas.
- Alergen
tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel
mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian
histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat
mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya
gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis.
Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya
asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik
syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran
menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian
5.
Klasifikasi
- Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 )
Keadaan ini
merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai
dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.
- Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 )
Hipersensitivitas
sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen
tubuh yang normal sebagai benda asing.
- Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 )
kompleks
imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari
dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik.
- Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 )
Reaksi ini
yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah
kontak dengan alergen
6.
Gejala
Klinis
Adapun Gejala
klinisnya :
Pada saluran
pernafasan : asma
Pada saluran
cerna: mual,muntah,diare,nyeri perut
Pada kulit:
urtikaria. angioderma,dermatitis,pruritus,gatal,demam,gatal
Pada mulut:
rasa gatal dan pembengkakan bibir
7.
Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi :apakah ada kemerahan, bentol-bentol dan terdapat gejala adanya urtikaria,angioderma,pruritus dan pembengkakan pada bibir
Palpasi : ada nyeri tekan pada kemerahan
Perkusi : mengetahui apakah diperut terdapat udara
atau cairan
Auskultasi : mendengarkan suara
napas, bunyi jantung, bunyi usus( karena pada oarng yang menderita alergi bunyi
usunya cencerung lebih meningkat)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny “ R” DENGAN ALERGI MAKANAN
DI POLI ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Tanggal Pengkajian : 18-04-2013
No. register : 803XXX
Diagnose medis : HDM + PET +
FOOD ALERGI (VV 378)
Tanggal periksa : 18-04-2013
I.
BIODATA
Nama : An “R’
Umur : 11 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SD kelas 6
Pekerjaan : pelajar
Alamat : Jl. Duku setro 5/4
sidoarjo
|
Nama
ibu : Ny “W”
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : kristen
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Duku setro 5/4 sidoarjo
|
II.
KELUHAN UTAMA
Ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya pada saat ini tanggal 18-04-2013 waktunya suntik
terapi (imonoterapi)
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu pasien mengatakan pasien
sering biduran, sesak nafas, dan diare setelah makan-makanan tertentu salah
satunya adalah ayam. Sebelum diperiksakan ke poli anak RSUD Dr.soetomo satu
tahun yang lalu pernah diperiksakan di Rs. Sidoarjo (siti hajar).
IV. RIWAYAT PASIEN MASA LALU
Ibu pasien
mengatakan pasien dari bayi sudah sering gatal-gatal dan sesak nafas, tapi
tidak pernah sampai dirawat inap di rumah sakit. Ibu pasien juga mengatakan
tidak pernah menderita penyekit menular seperti hepatitis, TBC, herpes,
penyakit menahun seperti hipertensi, asma dan jantung.
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien mengatakan didalam
keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat alergi, juga tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti jantung, asma, hipertensi,. Penyakit menular
seperti hepatitis, TBC herpes, dan HIV/AIDS.
VI.
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
a.
Pola istirahat
Tidur malam : pukul 20.15 – 05.00 WIB
Tidur siang : pukul 13.30 – 15.30 WIB
b.
Pola eliminasi
BAK : ± 4-5 x/hari
BAB : 1 x/hari
c.
Pola makan dan minum
Makan : 3 x/hari dengan menu : nasi, sayur
dan buah makan-makanan yang tidak menyebabkan alergi.
Minum : 7-8 gelas per hari.
d.
Pola kebersihan diri
Pasien mandi
2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 2x/minggu, gosok gigi 2x/hari.
VII.
DATA PSIKOLOGI
Ibu pasien mengatakan
cemas dengan kondisi ankanya apabila alerginya kambuh lagi.
VIII.
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Kedaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
b.
TTV
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36, 8 0 c
RR : 24 x/mnt
BB : 35 kg
TB : 140 cm
c.
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Muka :
terlihat bintik-bintik merah, tidak ada lesi.
Mata : conjungtiva merah mudah, seklera putih,
simetris.
Hidung :
simetris, tidak ada secret, tidak ganguan pernafasan.
Mulut :
simetris, tidak labiokisis dan palatokisis.
Telingga : simetris,
tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Thorak :
simetris tidak ada retraksi pada dinding dada.
Abdomen : tidak ada
pembesaran pada perut.
Ekstermitas atas : tidak
gangguan pada ekstermitas atas, jumlah jari-jari lengkap, tidak odem.
Ekstermitas
bawah : tidak ada gangguan pada
ekstermitas bawah, jumlah jari-jari lengkap, tidak odem pada ekstermitas bawah.
2. Palpasi
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada nyeri tekan.
Thorax :tidak
ada benjolan / odem paru (efusi pleura), tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ ginjal dan hati
Ekstermitas atas : tidak ada
benjolan/odem, tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas bawah : tidak ada
benkolan/odem, tidak ada nyeri tekan
3. Auskultasi
Thorak : tidak ada suara
ronchi dan wheezing
Abdomen : bising usus +
4. Perkusi
Reflek
patella : +/+
A : Analisa data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||
1
|
DS : ibu pasien mengatakan
pasien gatal-gatal.
DO : keadaan composmentis
adanya kemerahan pada kulit
|
Makanan
Kemerehaan pada kelut
alergi
|
Gangguan rasa nyaman
|
|||
2
|
DS : ibu pasien menggatakan
anaknya sedikit sesak
DO : anak terlihat sesak,
RR : 24 x/mnt
|
Alergi
Paru
Sesak
|
Ganguan pola nafas
|
|||
3
|
DS : ibu pasien mengatakan
pasien sedikit susah tidur karena perasaan yang cemas
DO :
pasien terlihat lemas raut muka kusut
|
Gatal-gatal
Gelisah
Pola tidur
|
Ganggauan pola tidur
|
Terapi :
Suntikan 3 minggu botol II
18-04-2013 CII
0,1 cc
No
|
Diagnose
|
Tujuan/kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan inflamasi dermal, intra dermal sekunder
|
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan klien tidak akan mengalami kerusakan integritas lebih
parah
Criteria hasil :
1.Tidak terdapat kemerahan atau bentol-bentol dan odema
2.Tidak terdapat tanda urtikaria
3.Kerusakan integritas kulit berkurang
4.Suhu anak normal 36-37 0 C
|
1. Inspeksi kulit kemerahan atau tidak, adanya odema atau tidak, area
sirkulasi terganggua atau tidak
2. Ukur TTV pasien
3. Anjurkan ibu untuk mengantarkan anaknya melakukan imunoterapi alergi
4. Anjurkan ibu untuk member makanan yang tidak menyebabkan alergi
5. Anjurkan ibu untuk memeberi makanan yang bergizi kepada ankanya
|
Kulit berisiko karena
gangguan sirkulasi perifer
Untuk mengetahui kondisi
umum pasien.
Untuk mengurangi alergi pada
anak agar tidak semakin parah
Agar kondisi anak tidak
memburuk serta anak tidak mengalami alergi
Makanan yang bergizi dapat
membentu proses percepatan penyembuhan anak
|
Tgl / jam
|
implementasi
|
evaluasi
|
|
ü
Mengatur TTV
S : 36,8 0C
N : 95 x/mnt
RR : 24 x/mnt
BB : 27 kg
ü Memberikan penjelasan kepada ibu pasien dan pasien tentang perkembangan
yang alami pada pasien .
ü Menganjurkan ibu pasien atau keluarga pasien agar tidak mengisolasi
pasien
ü Menyarankan ibu untuk rajin mengikuti pengobatan dan melakukan control
ulang.
|
S: ibu pasien mengatakan
pasien sudah agak hilang merah-merahnya.
O : keadaan umum cukup
kesadaran composmentis.
BB : 35 kg
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan.
|