Selasa, 30 April 2013

askep alergi makanan pada anak


ASUHAN KEBIDANAN
PADA PASIEN ANAK DENGAN ALERGI MAKANAN
DI RUANG POLI ANAK RSUD Dr. Soetomo Surabaya
  

Di Susun Oleh :
Novi Khoirotun Nisak
NIM : (7210043)




PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2013








BAB I
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG

Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan bahwa angka kejadian alergi dan asma terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir. Tampaknya  alergi merupakan kasus yang mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan pelayanan kesehatan anak Salah satu menifestasi penyakit alergi yang tidak ringan adalah asma. Disamping itu alergi ternyata berkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinik. Susunan saraf pusat adalah bagian yang paling lemah dan sensitive dibandingkan organ tubuh lainnya. Otak adalah merupakan pusat segala koordinasi sistem tubuh dan fungsi luhur. Sedangkan alergi dengan berbagai akibat yang bisa menggangu organ sistem susunan saraf pusat dan disfungsi sistem imun itu sendiri tampak menimbulkan banyak manefestasi klinik yang dapat menggangu perkembangan dan prilaku anak.

2.    TUJUAN
a)    Tujuan umum
Mampu mengelolah dan melaksanakan asuhan kepada pasien anak dengan alergi

b)   Tujuan khusus
1)      Mampu menjelaskan tentang pengertian alergi
2)      Mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang klasifikasi alergi
3)      Mampu menjelaskan tentang etiologi alergi
4)      Mampu menjelaskan tentang patofisiologi tentang alergi
5)      Mampu melakukan penatalaksanaan dengan menggunakan management keperawatan pada pasien anak dengan alergi.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ALERGI
I.     PENGERTIAN ALERGI
a.       Menurut dokter dari Austria alergi merupakan hasil reaksi yang “aneh” dari tubuh karena tubuh beraksi terhadap partikel-partikel bebas yang ada di sekitar.
b.      Makna alergi yang lain adalah sebuah reaksi yang “berlebihan” dari partikel-partikel asing yang memasuki tubuh.
c.       Suatu keadaan dimana orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi orang lain tidak menimbulkan gangguan.
d.      menurut kamus bahasa indonesia : alergi adalah
(1) perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit;
(2) keadaan sangat peka terhadap suatu penyebab tertentu.
Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan. Kemampuan tubuh membentuk IgE melawan sesuatu yang asing, tidak saja makanan tetapi demam, asma atau gatal-gatal, umumnya diturunkan. Seseorang yang memiliki dua orangtua penyandang alergi, lebih besar peluangnya terkena alergi dibanding dengan satu orangtua yang alergi.
Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine.
Gejala alergi akan muncul tergantung pada bagian mana jaringan mengeluarkan histamine; pada telinga, hidung, tenggorokan, gatal pada bagian dalam mulut atau kesulitan bernafas dan menelan. Bisa juga pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan sakit perut. Kondisi paling parah jika alergi terhadap seluruh proses pencernaan, dari mulai mulut hingga usus besar dan pembuangan.
Pada orang dewasa pangan yang menimbulkan reaksi tidak nyaman paling banyak adalah makanan laut, udang, lobster, kepiting, cumi, juga kacang-kacangan serta telur. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh berbagai produk telur, susu dan kacang.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak kerap hilang seiring bertambahnya usia. Frekuensi menyantap satu jenis makanan berpengaruh terhadap alergi. Di Jepang, misalnya, alergi nasi lebih banyak ditemukan sementara di negara-negara Skandinavia, alergi ikan bandeng lebih sering terjadi.
Bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi disebut alergen / antigen.
II.     ETIOLOGI
a.       Lingkunga
b.      Genetik
c.       Psikis
d.      Makanan yang banyak mengandung zat toksik
e.       Obat
f.       Debu
g.      Mikroorganisme, bakteri
h.      Cuaca

III.     JENIS-JENIS ALERGI

a.       Asma
Asma adalah peradangan saluran pernafasan yang mengakibatkan kesulitan bernafas karena menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan udara ke paru-paru menjadi kurang. Asma tidak selalu disebut alergi, namun disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh alergen yang terhirup. Gejala-gejala asma yang umum adalah nafas pendek, batuk, nafas berbunyi dan dada sesak.
b.      Alergi Selaput Lendir hidung (Rhinitis)
Alergi jenis ini dapat didiagnosa karena ada peradangan di dalam saluran hidung. Alergi ini dialami oleh 1 dari 5 orang di Amerika dan dikenal sebagai gejala sakit yang umum diseluruh dunia. Ini memicu berbagai gejala yang lain termasuk hidung tersumbat dan gatal, bersin-bersin, mata berair, hidung beringus, post nasal drip (sensasi menetesnya  lendir di belakang hidung) dan hidung berair.
Alergi selaput lendir hidung secara garis besar digolongkan menjadi dua grup, yaitu terus-menerus dan musiman. Alergi yang terus menerus disebabkan oleh kontak dengan alergen secara terus menerus seperti debu dan tungau (kutu mikroskopik), jamur dan bulu binatang. Alergi jenis ini yang musiman juga disebut sebagai demam rumput kering (hay fever), disebabkan serbuk sari yang terbang musiman. Kejadian alergi musiman akan timbul disaat musim serbuk sari berkembang.
c.       Alergi mata atau alergi Konjungtivitis
Alergi ini disebabkan oleh peradangan selaput yang meliputi bola mata dan struktur dibawah bola mata. Ada 5 gejala umum dari alergi  konjungtivitis yaitu, bertambahnya produksi airmata, putih mata menjadi merah begitu juga bagian dalam kelopak mata, mata menjadi gatal, pandangan kabur dan pembengkakan kelopak mata atau sekitarnya.
d.      Alergi Eksim
Alergi eksim atau kulit meradang adalah alergi akibat bakteri yang berkembang di kulit. Karakter umum alergi kulit ini adalah peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal ataupun tidak gatal. Gejalanya berbeda pada tiap orang.
Kulit berbintik-bintik merah, gatal dan bengkak. Dikenal juga dengan urtikaria, karakter alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di beberapa bagian kulit yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi gatal dan kadang menyebabkan rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa muncul pada semua bagian tubuh termasuk permukaan kulit, telinga, tenggorokan dan lidah. Biasanya berbentuk bentol-bentol kecil, tapi pada beberapa kasus, urtikaria bisa menyebabkan benjolan sebesar piring makan.
e.       Alergi Makanan
Ini adalah payung dari alergi yang biasanya disebut ketidak-toleranan terhadap jenis makanan. Ada beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi yang umumnya timbul pada masyarakat Amerika termasuk alergi susu, kacang, alergi telur, alergi ikan, alergi kerang dan kedelai.

IV.     GEJALA-GEJALA
a.       Kulit : bercak merah, biduren (urtikaria), gatal-gatal.
b.      Selaput Lendir/mukosa : Mata merah, bengkak berair, Hidung berlendir, bersin-bersin.
c.       Paru : sesak napas, batuk, asma
d.      Saluran cerna : diare, mual, Muntah

  V.     JENIS-JENIS ALERGEN YANG UMUM
a.       Saluran Napas : debu, asap & serbuk rokok, serpihan kulit binatang mati & rambut, serbuk bunga, rumput/pohon, debu kapuk, kutu dalam debu rumah, bulu, misal dari bantal dan selimut
b.      Kulit/Selaput Lendir : kosmetik, cat rambut, tembaga, perhiasan logam, pakaian dari wool, sutera
c.       Saluran Pencernaan : cumi-cumi, udang, kepiting, nanas, telur, obat-obatan
d.      Suntikan/Injeksi : obat/antibiotik, hormon, serum, bisa, sengatan serangga, dll

VI.     PENATALAKSANAAN
a.       Ringan :
Sembuh Sendiri 2 - 3 Hari Setelah Alergen Disingkirkan
b.      Sedang - Berat :
- Hindari Alergen Penyebab Alergi (Eliminasi / Minimalisasi/Subsitusi)
- Desensititasi, Imunoterapi
- Obat Oral/Injeksi : Antihistamin, Kortikosteroid, Simpatomimetik, Anti Cemas/Penenang

VII.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test) atau ELISA (enzyme linked immuno assay).
Secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick test), uji provokasi hidung/ uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk alergi makanan.


TINJAUAN PUSTAKA
ALERGI MAKANAN
1.        Pengertian/Definisi
  • Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula
  • Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan.
  • Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV.
2.        Epidemiologi
Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat seseorang menyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akan beranggapan bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta membuktikan, tidak semua anggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3% pada anak anak yang terbukti jika mereka memang benar benar alergi terhadap makanan tertentu.
Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak. Sekitar 1-2% bayi alergi terhadap susu sapi, sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2% orang dewasa juga menderita alergi makananPerkiraan insidensi alergi makanan yang diantara IgE dan merupakan hipersensitivitas tipe I berkisar dari 0,1% hingga 7,0% populasi.

3.        Etiologi
Faktor yang berperan dalam alergi makanan  kami bagi menjadi 2 yaitu :
a.         Faktor Internal
·       Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.
·       Genetik berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.
·       Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.
b.          Fakor Eksternal
·       Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan (lari, olah raga).
·       Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya

Ikan 15,4 %
Telur 12,7 %
Susu 12,2 %
Kacang 5,3 %
Gandum 4,7 %
Apel 4,7 %
Kentang 2,6 %
Coklat 2,1 %
Babi 1,5 %
Sapi 3,1 %
  • Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi alergi.

4.     Patofisiologi
Saat  pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh  seseorang  yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala – gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda – tanda itu muncul maka antigen akan mengenali alergen yang masuk yang  akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang akan merangsang sel B untuk  mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal  yaitu,:
  1. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel – sel radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.
  2. Alergen  tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian

5.    Klasifikasi
  • Hipersensitivitas anafilaktif  ( tipe 1 )
Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.
  • Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 )
Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang normal sebagai benda asing.
  • Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 )
kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik.
  • Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 )
Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak dengan alergen

6.    Gejala Klinis
Adapun Gejala klinisnya :
Pada saluran pernafasan : asma
Pada saluran cerna: mual,muntah,diare,nyeri perut
Pada kulit: urtikaria. angioderma,dermatitis,pruritus,gatal,demam,gatal
Pada mulut: rasa gatal dan pembengkakan bibir

7.    Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :apakah ada kemerahan, bentol-bentol dan  terdapat gejala adanya urtikaria,angioderma,pruritus dan pembengkakan pada bibir
Palpasi : ada nyeri tekan  pada kemerahan
Perkusi : mengetahui apakah diperut terdapat udara atau cairan
Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi jantung, bunyi usus( karena pada oarng yang menderita alergi bunyi usunya cencerung lebih meningkat)















ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny “ R” DENGAN ALERGI MAKANAN
DI POLI ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Tanggal Pengkajian     : 18-04-2013
No. register                 : 803XXX
Diagnose medis           : HDM + PET + FOOD ALERGI (VV 378)
Tanggal periksa           : 18-04-2013

I.        BIODATA
Nama           : An “R’
Umur            : 11 tahun
Agama         : Kristen
Pendidikan   : SD kelas 6
Pekerjaan      : pelajar
Alamat           : Jl. Duku setro 5/4 sidoarjo
Nama ibu    : Ny “W”
Umur            : 49 tahun
Pekerjaan      : IRT
Agama          : kristen
Pendidikan    : S1
Alamat           : Jl. Duku setro 5/4 sidoarjo

  II.   KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya pada saat ini tanggal 18-04-2013 waktunya suntik terapi (imonoterapi)

III.   RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu pasien mengatakan pasien sering biduran, sesak nafas, dan diare setelah makan-makanan tertentu salah satunya adalah ayam. Sebelum diperiksakan ke poli anak RSUD Dr.soetomo satu tahun yang lalu pernah diperiksakan di Rs. Sidoarjo (siti hajar).

IV.   RIWAYAT PASIEN MASA LALU
Ibu pasien mengatakan pasien dari bayi sudah sering gatal-gatal dan sesak nafas, tapi tidak pernah sampai dirawat inap di rumah sakit. Ibu pasien juga mengatakan tidak pernah menderita penyekit menular seperti hepatitis, TBC, herpes, penyakit menahun seperti hipertensi, asma dan jantung.

V.        RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat alergi, juga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, asma, hipertensi,. Penyakit menular seperti hepatitis, TBC herpes, dan HIV/AIDS.

VI.        POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
a.       Pola istirahat
Tidur malam   : pukul 20.15 – 05.00 WIB
Tidur siang     : pukul 13.30 – 15.30 WIB

b.      Pola eliminasi
BAK  : ± 4-5 x/hari
BAB   : 1 x/hari

c.       Pola makan dan minum
Makan          : 3 x/hari dengan menu : nasi, sayur dan buah makan-makanan yang tidak menyebabkan alergi.
Minum          : 7-8 gelas per hari.

d.      Pola kebersihan diri
Pasien mandi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 2x/minggu, gosok gigi 2x/hari.

VII.     DATA PSIKOLOGI
Ibu pasien mengatakan cemas dengan kondisi ankanya apabila alerginya kambuh lagi.

VIII.     PEMERIKSAAN FISIK
a.         Kedaan umum        : cukup
Kesadaran               : composmentis
b.        TTV
Tensi           : 110/80 mmHg
Nadi            : 84 x/mnt
Suhu           : 36, 8 0 c
RR              : 24 x/mnt
BB              : 35 kg
TB               : 140 cm
c.         Pemeriksaan fisik
1.      Inspeksi
Muka                           : terlihat bintik-bintik merah, tidak ada lesi.
Mata                            :  conjungtiva merah mudah, seklera putih, simetris.
Hidung                        : simetris, tidak ada secret, tidak ganguan pernafasan.
Mulut                          : simetris, tidak labiokisis dan palatokisis.
Telingga                      : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Thorak                         : simetris tidak ada retraksi pada dinding dada.
Abdomen                    : tidak ada pembesaran pada perut.
Ekstermitas atas            : tidak gangguan pada ekstermitas atas, jumlah jari-jari lengkap, tidak odem.
Ekstermitas bawah        : tidak ada gangguan pada ekstermitas bawah, jumlah jari-jari lengkap, tidak odem pada ekstermitas bawah.
2.      Palpasi
Leher                             : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada nyeri  tekan.
Thorax                             :tidak ada benjolan / odem paru (efusi pleura), tidak ada nyeri tekan
Abdomen                      : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ ginjal dan hati
Ekstermitas atas          : tidak ada benjolan/odem, tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas bawah      : tidak ada benkolan/odem, tidak ada nyeri tekan
3.      Auskultasi
Thorak             : tidak ada suara ronchi dan wheezing
Abdomen        : bising usus +

4.      Perkusi
Reflek patella : +/+


















A : Analisa data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS : ibu pasien mengatakan pasien gatal-gatal.
DO : keadaan composmentis adanya kemerahan pada kulit
Makanan

Kemerehaan pada kelut
 


alergi

Gangguan rasa nyaman




2
DS : ibu pasien menggatakan anaknya sedikit sesak
DO : anak terlihat sesak,
         RR : 24 x/mnt
Alergi

Paru
 



Sesak

Ganguan pola nafas




3
DS : ibu pasien mengatakan pasien sedikit susah tidur karena perasaan yang cemas
DO : pasien terlihat lemas raut muka kusut


Gatal-gatal


Gelisah


Pola tidur


Ganggauan pola tidur

Terapi :
Suntikan 3 minggu botol II
18-04-2013      CII 0,1 cc














No
Diagnose
Tujuan/kriteria
Intervensi
Rasional
1
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi dermal, intra dermal sekunder
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak akan mengalami kerusakan integritas lebih parah

Criteria hasil :
1.Tidak terdapat kemerahan atau bentol-bentol dan odema
2.Tidak terdapat tanda urtikaria
3.Kerusakan integritas kulit berkurang
4.Suhu anak normal 36-37 0 C
1.    Inspeksi kulit kemerahan atau tidak, adanya odema atau tidak, area sirkulasi terganggua atau tidak

2.    Ukur TTV pasien




3.    Anjurkan ibu untuk mengantarkan anaknya melakukan imunoterapi alergi


4.    Anjurkan ibu untuk member makanan yang tidak menyebabkan alergi


5.    Anjurkan ibu untuk memeberi makanan yang bergizi kepada ankanya
Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer


Untuk mengetahui kondisi umum pasien.

Untuk mengurangi alergi pada anak agar tidak semakin parah

Agar kondisi anak tidak memburuk serta anak tidak mengalami alergi

Makanan yang bergizi dapat membentu proses percepatan penyembuhan anak










Tgl / jam
implementasi
evaluasi

ü Mengatur TTV
S : 36,8 0C
N : 95 x/mnt
RR : 24 x/mnt
BB : 27 kg
ü Memberikan penjelasan kepada ibu pasien dan pasien tentang perkembangan yang alami pada pasien .
ü Menganjurkan ibu pasien atau keluarga pasien agar tidak mengisolasi pasien
ü Menyarankan ibu untuk rajin mengikuti pengobatan dan melakukan control ulang.




S: ibu pasien mengatakan pasien sudah agak hilang merah-merahnya.
O : keadaan umum cukup kesadaran composmentis.
BB : 35 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan.